welcome

Kamis, 09 Februari 2012

Education (Makalah)

G30S/PKI SUATU PEMICU KONFLIK SOSIAL, POLITIK, DAN BUDAYA TAHUN 1965
Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Sejarah Kelas XII IPS 3 Semester Ganjil dari Bpk. Ahmad Shodiq, S.Ag, S.Pd


Disusun Oleh :
Ririn Rohmatul U. (32)

KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA KEDIRI 3
Jalan Letjend Soeprapto No. 58 Telp. (0354) 687876 Kota Kediri 64124
Tahun 2011/2012
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
            Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “G30S/PKI Suatu Pemicu Konflik Sosial, Politik, dan Budaya tahun 1965” untuk memenuhi tugas pelajaran sejarah.
            Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Allah SWT atas limpahan, Taufik, Rahmat serta Hidayah-Nya,
2.      Bpk. Sja’roni, M.Pdi, selaku Kepala Sekolah MAN 3 Kediri,
3.      Bpk. Shodiq, S.Ag, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran Sejarah,
4.      Dan tidak lupa semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap, demi kesempurnaan makalah ini, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan lapang dada dan semoga makalh ini dapat membawa manfa’at kepada para pembaca pada umumnya dan khususnya penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kediri,     Desember 2011


Penyusun


ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2  Rumusan Masalah …………………………………………………….... 1
1.3  Tujuan …………………………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan PKI di Indonesia............. 2
            2.2 Dampak G30S/PKI ……………………………………………………... 5

BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….… 7
            3.2 Saran …………………………………………………………………... 7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 8


iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
G30S/PKI adalah peristiwa penting bangsa Indonesia yang tak akan pernah bisa dihapus dari sejarah. Banyak konflik yang terjadi mulai konflik social, politik, dan budaya. Banyak korban yang berjatuhan dari semua konflik yang disebabkan oleh sekelompok orang yang mempunyai pemikiran tidak sejalan dengan bangsa Indonesia.
Kudeta besar-besaran rsebut menimbulkan banyak masalah. Masalah politik yang carut marut, social yang bersitegang dan budaya yang melenceng jauh dari budaya yang dianut bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mengalami masa-masa sulit dalam mengatasi konflik yang disebabkan G30S/PKI.
Kekuatan besar PKI membuat bangsa Indonesia kewalahan. Konflik politik yang menelan banyak korban baik Jendral maupun rakyat biasa. Konflik social yang menyebabkan peermusuhan dan konflik budaya yang menyebabkan penyelewengan budaya.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka rumusan dari makalh ini adalah sebagai berikut :
1.2.1        Apa sebenarnya latar belakang terjadinya pemberontakan PKI di Indonesia?
1.2.2        Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari adanya pemberontakan PKI?


1.3  Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1        Untuk mengetahui latar belakang terjadinya pemberontakan PKI
1.3.2        Untuk mengetahui kekejaman PKI terhadap rakyat Indonesia
1.3.3    Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya pemberontakan PKI

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan PKI di Indonesia
            Peristiwa itu bermula dengan adanya isu peristiwa kecli, namun dibesar-besarkan oleh kelompok bayangan Soeharto. Peristiwa itu adalah sakitnya Bung Karno pada awal Agustus 1965. Dalam peristiwa itu disebutkan bahwa sakit yang diderita Soekarno adalah sangat berat. Sehingga pimpinan PKI DN Aidit mendatangkan dokter agar memeriksa Soekarno.
Dari peristiwa itu dapat diartikan bahwa PKI pada saat itu berhubungan baik dengan Bung Karno. PKI merasa khawatir ketika Bung Karno sakit karena dapat menyebabkan pimpinan Nasional bakal beralih keorang Angkatan Darat. PKI tentu tidak menghendaki itu, mengingat PKI sudah bermusuhan dengan Angkatan Darat sejak pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.
Pada Agustus 1965, dilain pihak kelompok anti-komunis ingin secepatnya memukul PKI caranya, mereka melontarkan provokasi terhadap PKI. Provokasi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh kelompok tertentu Angkata Darat untuk mendorong PKI supaya mendahului memukul AD. Ini taktik untuk merebut legitimasi rakyat. Jika memukul AD, maka AD akan nampak seolah-olah membalas serangan PKI. Serangan PKI ini akan didukung oleh rakyat, sebab seolah-olah hanya membalas. Inilah taktik AD kelompok tertentu untuk menggulaung PKI.
Selain itu, perbedaan ideology dan kepentingan antara PKI dan Angkatan Daratlah yang menjadi latar belakang terjadinya pemberontakan. Keduanya bersaing satu sama lain untuk tampil sebagai kekuatan politik yang disegani. Angkatn Darat yang berkepentingan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara. Sedangkan PKI berkepentingan merintis berdirinya Negara Komunis. Persaingan itu semakin memanas menjelang tahun 1965.

2
Peristiwa G30S/PKI
            Peristiwa G30 S adalah gerakan militer yang dipimpin oleh Letkol Untung, Kolonel Latief & Brigjend Supardjo dengan tujuan menghabisi perwira-perwira Tinggi AD yang menjadi serangan Soeharto untuk menuju puncak kekuasaan. Kubu A. Yani & Kubu AH. Nasution yang menjadi target utama pembunuhan.
            Pada malam 30 september 1965, PKI melancarkan aksinya dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah perwira tinggi AD. Terdapat 6 Jenderal AD diculik dan dibunuh secara keji, termasuk Menteri Panglima AD Letjend A. Yani. Kelompok itu menamakan diri “ Gerakan 30 September ”, di bawah pimpinan Letnan Kolone Untung. Bersamaan dengan itu, gerakan 30 September juga menguasai dua sarana penting komunikasi, yaitu RRI pusat & Gedung Telekomunikasi.
            Dalam penculikan itu, Jenderal A.H Nasution selamat, namun Ade Irma Suryani & ajudannya yang bernama Letnan Satu Pierre Tendean menjadi korban. Para korban penculikan tersebut dibawa ke Lubang Buaya baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Para korban yang masih hidup ditembak mati dan selanjutnya, seluruh korban dimasukkan dalam sebuah sumur di Lubang Buaya. Dalam peristiwa itu, terdapat 6 pejabat tinggi yang bunuh. Ke-enam pejabat tinggi itu adalah :
1.      Letjend`TNI Ahmad Yani
2.      Mayjend TNI Raden Suprapto
3.      Mayjend TNI Mas Tirtodarmo Haryono
4.      Mayjend TNI Siswondo Parman
5.      Brigjend TNI Donal Isaac Panjaitan
6.      Brigjend TNI Sutoyo Siswoniharjo
Sesaat setelah mengetahui Menteri/Panglima AD Jenderal A. Yani terbunuh dalam peristiwa G30S/PKI, Bung Karno bingung memilih penggantinya. Brigjend Supardjo
3
 merekomendasikan 2 nama : Basukui Rahmat dan Pranoto Reksosamudro. Namun akhirnya Bung Karno memutuskan untuk memegang sendiri jabatan Panglima AD dengan Pranoto sebagai caretaker.
Peristiwa Seputar G30S/PKI
Ø  Peristiwa Madiun 1948
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak RI & pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai perundingan Renville. Hasil kesepakatan itu dianggap menguntungkan dipihak Belanda dan sebaliknya RI menjadi pihak yang dirugikan. Oleh karena itu, Kabinet Amir Syarifuddin dianggap merugikan bangsa Indonesia, dan kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948.
Namun sejak Muso kembali dari Uni Soviet, kegiatan FDR dikendalikan oleh PKI. Dalam rangka menjatuhkan wibawa pemerintah RI, Muso dan Amir Syarifuddin mempropagandakan PKI beserta program-programnya kesejumlah kota di Jawa Tengah & Jawa Timur.
Pada tanggal 18 September 1948, timbullah pemberontakan PKI Madiun. Poros perjuangannya sama dengan pemberontakan 1965, yaitu menguasai militer sebagai landasan untuk merebut kekuasaan politik. Menghadapi pemberontakan PKI di Madiun, pemerintah RI bersikap tegas. Rakyat mendukung RI. Kemudian, pemerintah menginstruksikan Kolonel Sadikin dari Divisi Siliwangi untuk merebut Kota Madiun.
Pada saat itu, Madiun diserang dari 2 arah, dari barat oleh pasukan Divisi Siliwangi & dari timur oleh Pasukan di bawah pimpinan Sungkono. Dan pada tanggal 30 September 1948, Madiun dapat dibebaskan dari pasukan Pro-PKI. Dan peristiwa itu diakhiri dengan tewasnya Muso, Amir Syarifuddin dan anggota lainnya yang tewas tertembak dalam pengejaran.
4
Ø  Peristiwa Kanigoro
Peristiwa itu tepatnya terjadi di Desa Kanigoro, Kec Kras, Kab. Kediri, Jaw Timur tahun 1965. Peristiwa yang terjadi 15 Januari 1965 itu bermula ketika sekitar 100 orang PII (Pelajar Islam Indonesia) dari seluruh daerah di Jatim yang sedang mengikuti rapat bersama di Masjid At-Taqwa usai shalat subuh. Pada saat itu, tiba-tiba terdapat segerombolan orang yang berpakaian hitam-hitam yang menyerang mereka.
Beberapa panitia keamanan acara tersebut tak berdaya menghadapi aktivis & simpatisan PKI yang berpakaian hitam-hiitam dengan jumlah 10.000 orang. Pimpinan Suryadi yang langsung menyeruak ke dalam masjid membubarkan acara PII.
Pada saat peristiwa itu terjadi, PKI telah menguasai seluruh pelosok Kediri. Bahkan, Pejabat Pemerintahan, Kepolisian dan Tentara dikuasai oleh orang-oranh dari partai pimpinan DN Aidit itu. Namun, setelah meletus G30S/PKI, warga masyarakat Kediri berhasil melakukan serangan balik dengan melucuti para pengikut PKI.  
2.2 Dampak G30S/PKI
            Peristiwa G30S/PKI yang terjadi di Indonesia mengakibatkan beberapa dampak politik, social, dan budaya diantaranya adalah sebagai berikut :
Dampak politik :
  1. Lahirnya poitik baru yaitu Tentara Angkatan Darat
  2. PKI telah menghancurkan sebagian kekuatan politik Indonesia
  3. Kekuasaan dan politik Presiden Soekarno memudar
  4. Membuat kondisi politik di Indonesia tidak stabil karena sering terjadi konflik antarpartai politik
5
Dampak social :
  1. Banyak terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap rakyat Indonesia
  2. Menyebabkan permusuhan terhadap rakyat Indonesia
  3. Terjadi ketegangan sosial antara rakyat pro-PKI dengan rakyat anti-PKI
Dampak budaya :
  1.  Banyak terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh PKI
  2. Sering terjadi saling membunuh antarsesama
  3. Munculnya sikap keji yang bukan merupakan jati diri bangsa Indonesia












6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            G30S/PKI adalah suatu peristiwa yang bukan hanya peristiwa intern Indonesia, tetapi Indonesia dan Dunia. Ini merupakan letupan konflik yang sebenarnya sudah lama ada. Indonesia hanyalah tempat peristiwa. Sedangkan karakternya bersifat dunia. Ini sebuah tragedy yang secara moral merupakan kejahatan peradaban umat manusia.
            Selain itu, peristiwa itu juga menelan banyak korban baik para perwira tinggi maupun rakyat biasa. Dan merupakan salah satu kejadian yang tak akan dilupakan oleh bangsa Indonesia karena betapa kejinya para PKI terhadap bangsa Indonesia yang mana mereka itu sudah memporak-porakkan sebagian wilayah di Indonesia.

3.2 Saran
            Dalam menyelesaikan makalah yang membahas tentang PKI ini banyak kesulitan dan kendala yang saya alami terutama dalam memahami materi karena terdapat beberapa teori atau pembahasan materi yang berbeda antara satu buku dengan buku yang lainnya. Oleh sebab itu, apabila ada perbedaan persepsi tentang makalah ini harap maklum. 






7
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun.2007.Kontroversi Supersemar.Yogyakarta:Medpress(Anggota IKAPI)
_____.2006.Gerakan 30 September antara Fakta dan Rekayasa.Yogyakarta:Penerbit Media         Pressindo (IKAPI)
_____.2006.Saksi dan Pelaku Gestapu : Pengakuan Para Saksi dan Pelaku Sejarah Gerakan 30   September 1965.Yogyakarta:  Penerbit Media Pressindo (Anggota IKAPI)
Soebandrio.2006.Yang saya alami Peristiwa G30S (Sebelum, saat meletus dan sesudahnya).Jakarta : PT. Bumi Intitama Sejahtera
Matroji.2008. Sejarah 3 SMA/MA Kelas XII Program IPS. Jakarta: Bumi Aksara












                                                                             8                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar